hover animation preload

Teknologi Ferrocement #2
by TeBe C.E.R.I.A in

Masih tentang ferosemen, tapi yang ini sumbernya dari Kolokium Hasil Litbang Sumber Daya Air 2012
(PENINGKATAN OPTIMASI JARINGAN IRIGASI: Much. Muqorrobin, Subari, Damar Susilowati)

Ferosemen adalah suatu tipe dinding beton bertulang, tipis (3,00) cm, yang dibuat dari mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam/ jala (wiremesh) yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relatif kecil, ferosemen merupakan teknologi konstruksi alternatif yang telah digunakan dalam penyediaan suplai air dan berbagai pembangunan irigasi, yang mudah untuk diterapkan, hasilnya kuat, lentur, tahan lama, dan lebih ekonomis, serta mudah untuk diadopsi baik ke dalam prinsip fisik, mekanik maupun teori hidraulika yang tepat, keunggulan lainnya yaitu penggunaan material lokal dan dapat dibuat secara insitu atau ditempat lain (pracetak), selanjutnya dirangkai dilapangan, dengan demikian inovasi teknologi boks tersier ferosemen akan lebih efektif dan efisien, disamping metode yang digunakan cukup sederhana dan bisa diadopsi di berbagai lokasi,
Pengembangan saluran, lining dan boks tersier ferosemen sebagai inovasi teknologi rekayasa bahan dalam rangka mewujudkan bangunan tepat guna dan meningkatkan fungsi konstruksi irigasi serta merupakan salah satu pilihan konstruksi bidang irigasi yang dapat berfungsi membagikan air secara proporsional maupun rotasi, sesuai kebutuhan dengan lebar pintu yang ditentukan, dengan demikian optimasi mutu konstruksi irigasi meningkat dan efisiensi penggunaan air irigasi dapat ditingkatkan, baik dalam pengaturan atau pembagian maupun pengukuran;. Dirjen SDA juga menyatakan pada International Symposium on Ferrocement and Thin Reinforced Cement Composites yang ke-9, Bali, 17-20 Mei 2009, teknologi ferosemen mudah untuk diterapkan, hasilnya tahan lama, dan lebih ekonomis. Teknologi ferosemen mudah untuk diadopsi baik ke dalam prinsip-prinsip maupun teori hidraulika yang tepat. Beberapa keunggulan ainnya yaitu penggunaan material-material lokal dalam pembangunan menjadikan teknologi ini ekonomis dari segi biaya. Metode yang digunakan cukup sederhana dan bisa diadopsi di berbagai lokasi, serta mampu dikerjakan dan dioperasikan oleh para petani.
Keterangan gambar:
  1. Pada bagian OA, respon ferosemen terhadap lentur masih bersifat linier (belum terjadi keretakan)
  2. Bagian AB, retak mulai terjadi pada titik A dengan nilai momen tetap ;
  3. Bagian BC masih bersifat linier elastis tetapi sudah terjadi retak dan mulai terjadi leleh pada titik C
  4. Posisi CD menunjukan respon ferosemen bersifat non-linier dan berada pada posisi plastis
  5. Akibat penambahan beban, akhirnya momen maksimum tercapai pada titik D. Setelah momen nominal tercapai, ferosemen akan mengalami keruntuhan di titik E.

Bahan pengikat atau matrik dalam ferosemen dikenal sebagai adukan semen atau biasa disebut mortar,
yang terdiri dari semen dan pasir silika biasa dan terbebas dari lumpur dan benda asing lain; (Naaman et. al. 2001),

KESIMPULAN
  1. Teknologi ferosemen untuk bangunan irigasi (saluran, lining saluran dan boks tersier), dapat dibuat dengan relatif lebih mudah, tepat guna dan kompetitif, disamping operasi dan pemeliharaan lebih mudah, sehingga bisa dilaksanakan oleh Dinas dan petani atau Petugas operasi jaringan
  2. Hasil uji hidrolis pengaliran dilapangan boks tersier ferosemen sesuai dengan perencanaan, yaitu sebagai boks bagi harus sesuai dengan kebiasaan petani setempat dan memenuhi kebutuhan kegiatan eksploitasi dan tergantung pada air yang tersedia, boks bagi dapat membagi air secara terus menerus (proporsional). Untuk pemberian air secara rotasi, boks dilengkapi dengan pintu yang dapat menutup bukaan jika diperlukan.
  3. Pengujian kuat lentur GFRP menunjukkan bahwa sifat bahan fiberglass adalah elatis, cukup aman apabila terjadi beban kejut (impact) pada pintu air, karena sifatnya yang cukup elastis, dan masih memadai untuk pintu air bentang 100 cm, (299.167 kg/cm 2 pada lendutan 10 mm)
  4. Pintu sorong tonjol dapat digunakan sebagai alat ukur debit yang cukup akurat dan memenuhi kaidah hidrolis yang memadai, dengan kesalahan < 2,0 %;
  5. Lining saluran dan boks tersier ferosemen, dan Pintu air GFRP, secara umum uji kinerja lapangan baik dan dapat diterima atau diadopsi oleh petani, serta sangat membantu dalam meningkatkan optimasi jaringan Irigasi (operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi);
Comments (0)

Teknologi Ferrocement
by TeBe C.E.R.I.A in

Sekadar share nih, semoga bermanfaat.
(source : http://bea-indonesia.org/?p=154)

Ferrocement adalah suatu tipe dinding tipis beton bertulang yang dibuat dari mortar semen hidrolis diberi tulangan dengan kawat anyam/kawat jala (wiremesh) yang menerus dan lapisan yang rapat serta ukuran kawat relatif kecil. Anyaman ini bisa berasal dari logam atau material lain yang tersedia.

PERBEDAAN FEROSEMEN DENGAN BETON BERTULANG
A.Sifat Fisik 
  • Lebih tipis 
  • Memiliki tulangan yang terdistribusi pada setiap ketebalannya 
  • Penulangan 2 arah 
  • Matriksnya hanya terdiri dari agregat halus dan semen
B. Sifat Mekanik 
  • Sifat-sifat seragam dalam 2 arah 
  • Umumnya memiliki kuat tarik dan kuat lentur yang tinggi 
  • Memiliki ratio tulangan yang tinggi 
  • Proses retak dan perluasan retak yang berbeda pada beban tarik 
  • Duktilitas meningkat sejalan dengan peningkatan rasio tulangan anyam. 
  • Kedap air tinggi 
  • Lemah terhadap temperatur tinggi 
  • Ketahanan terhadap beban kejut lebih tinggi.
C. Proses / pembuatan / pemeliharaan / perbaikan
  1. Metode pembuatan berbeda dengan beton bertulang
  2. Tidak memerlukan keahlian khusus.
  3. Sangat mudah dalam perawatan dan perbaikan
  4. Biaya konstruksi untuk aplikasi di laut lebih murah dibandingkan kayu, beton bertulang atau material komposit.
APLIKASI FEROSEMEN DI INDONESIA
Struktur ferosemen yang mudah dikerjakan dan ramah lingkungan sangat cocok untuk diterapkan diberbagai bentuk konstruksi. Bentuk penulangan yang tersebar merata hampir diseluruh bagian struktur memungkinkan untuk dibuat struktur tipis dengan berbagai bentuk struktur sesuai dengan kreasi perencananya.

  1. Bangunan Monumental, Bangunan monumental dengan struktur ferosemen pertama kali dibangun adalah Menara Masjid di Jl. Cisitu Lama, Bandung pada tahun 1980. Struktur ferosemen juga digunakan untuk membuat gerbang Kebun Binatang Ragunan pada tahun 1984. Bangunan monumental terbesar di Indonesia dari struktur ferosemen Menara Siger di Bakauheni-Lampung yang dibangun tahun 2006.
  2. Bangunan Atap Masjid, Masjid Bagus Kuning Palembang dibangun tahun 1985 dengan bentangan dari sudut ke sudut sepanjang 38 meter. Selain berbentuk kubah, ferosemen ini juga dapat dibentuk datar dengan rib pengaku seperti pada Masjid Al Abror Bandar Lampung.
  3. Jembatan Pejalan Kaki, Jembatan bambu-semen pertama kali dibuat tahun 1978 di Buniwangi, Pelabuhan Ratu dengan bentang 7,8 meter. Jembatan ini dibangun menggunakan tulangan utama bambu yang dilapisi dengan kawat jala dan mortar.
  4. Irigasi, Melalui studi model di ITB pada tahun 1982, percobaan pertama dimulai di Sumatera Utara pada Tidal Rice Project yaitu pembangunan Flap Gate untuk irigasi. Selanjutnya ferosemen juga digunakan untuk membuat saluran irigasi pracetak di Cisadane Jawa Barat dan juga di Bekri-Rumbia Lampung.
  5. Tangki dan Bak Air Pusat Peneliti Teknologi ITB dengan nama DTC pada tahun 1970-an, banyak sekali membangun tangki air baik dari ferosemen maupun bambu- semen. Bak air dan kamar mandi fero dan bambu- semen dibangun di daerah pedesaan Jawa Barat.
  6. Perahu dan Dermaga, Aplikasi ferosemen di bidang maritim adalah berupa perahu yang dibuat tahun 1983 dan digunakan untuk memancing. Setelah beberapa tahun digunakan, perahu ini mengalami kerusakan pada bagian dindingnya. Sebagian kawat jala mengalami karat dan mortarnya terlepas dari kerangka perahu. Perbaikan dilakukan dengan cara mengganti bagian kawat jala yang berkarat dan melepa kembali dengan mortar. Ferosemen dapat juga digunakan untuk membuat dermaga. Panel-panel ferosemen dicetak didaratan, kemudian dirangkai jadi satu dengan balok dan kolom yang sduah terpasang di lokasi dermaga. Sejak tahun 1980/81 mulai dikembangkan kapal surya di Indonesia untuk bentuk kapal semen ferro (ferrocement). Uji kapal semen ferro (tanpa layar) telah dilakukan terhadap kapal dengan kemampuan 50 DWT. Uji coba ini ditingkatkan untuk pengembangan kapal semen ferro model kapal surya dengan kapasitas 900 ton. Dari pengalaman ini di Surabaya diharapkan pengembangan kapal surya untuk bahan baku baja dengan kemampuan 200 DWT. Prototip Kapal Layar Motor Ferrocement sebagai model kapal surya (900 ton) yang dinamakan “Maruta Jaya Experiment” telah dibuat. Kini kapal “Maruta Jaya” masih terus diuji coba dan terus dikembangkan. Rencana Induk laboratorium Hidrodinamika di Surabaya dilanjutkan pengembangannya dalam tahun 1985/86. Kini sedang dikembangkan konsep kebijaksanaan yang menunjang Industri Maritim dan Perkapalan di Indonesia. Selain itu kegiatan evaluasi teknis perkapalan diadakan dalam melayani kebutuhan pemerintah maupun swasta dalam pengadaan kapal melalui sistem.

Setelah 27 tahun dikenalkan di Indonesia, kini teknologi ferosemen telah diaplikasikan dalam berbagai jenis dan bentuk struktur di berbagai pelosok wilayah Indonesia. Teknologi ferosemen mudah dipelajari dan dapat menggunakan bahan lokal yang tersedia banyak di Indonesia. Sebagian masyarakat pedesaan sudah memodifikasi struktur ferosemen dengan menggunakan bahan bambu sebagai kerangka tulangannya. Pada awal perkembangannya, ferosemen digunakan untuk membuat tangki air, atap bangunan masjid, saluran irigasi, perahu, dermaga dan konstruksi monumental dengan tenaga manusia untuk membangunnya. Sekarang dengan perkembangan teknologi memungkinkan ferosemen untuk diproduksi secara massal dengan system pracetak dan dapat digunakan sebagai bagian dari struktur rumah ataupun gedung.~~

Oke, sekian share tentang ferosemennya. Semoga bermanfaat. Tunggu post - post kita selanjutnya ;)
Comments (3)

I'm Back
by TeBe C.E.R.I.A in

Wuaaahh, sudah lama sekali tidak bertatap muka dengan blog ini. Dan sekarang, I'm back ;)

Denger - denger tahun depan pada mau kuliah yaa?
Nah, jadi biar blog ini lebih bermanfaat, gimana kalau kita bahas - bahas sedikit tentang mata pelajaran waktu kita kuliah? Lumayan, buat inget - inget lagi. Setuju?

Kira - kira, mata kuliah apa dulu ya yang bakalan kita bahas?

Oke, sambil mikirin pelajaran apa dulu yang akan kita bahas, kita lihat video ini dulu yuk. Versi terbaru dari TeBe The Movie, cekidot ;)


Comments (0)

Followers

Search this blog